Spesies seperti swordfish, kerapu, mahi-mahi, sweetlips, cobia, kakap, dan tuna telah menjadi favorit tetap para pelanggan bijak di Amerika.

Sebagaimana diketahui oleh para pemain dalam industi ini, rantai suplai dari “perahu ke perut” merupakan rangkaian terpenting dari seluruh proses produksi. Menyadari adanya kekurangan dalam sistemnya, North Atlantic Inc mengambil langkah besar dalam memperbaiki, memodernisasi, dan merevolusi seluruh aspek rantai pasokannya.

Tingkatan substantial dalam pengumpulan ikan yang berkelanjutan.

Dipimpin oleh Gerald Knecht dan tim, NAI senantiasa menganalisis permasalahan di dalam rantai dan memperbaiki “kebocoran” untuk mengadakan nilai tambah yang pada akhirnya akan ditujukan kepada orang-orang yang paling membutuhkan, para nelayan dan desa-desanya.

 Bekerja dengan setiap sektor dalam rantai dengan teliti, NAI hingga saat ini, telah mampu melaksanakan langkah-langkah yang tegas dan transparan, di tengah sulitnya mengirimkan ikan ke pasar yang sangat jauh, tanpa mengurangi nilai dari produk ikan tersebut.

Kami mengintegrasikan kesejahteraan sosial lewat rantai pasok yang transparan dan dapat diandalkan.

NAI tahu bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah praktek bisnis yang baik. Merupakan sebuah usaha yang baik, memberikan produk berkualitas kepada konsumen akhir sambil menyelamatkan nilai-nilai dalam rantai pasok yang rusak.

Dengan menginvestasikan kembali sebagian dari nilai-nilai tersebut ke desa-desa lokal, berarti NAI berhasil memenuhi kriteria etika yang menghasilkan aspek “perasaan baik” dalam strategi pembelian mereka.

Pertanggungjawaban dan transparansi.

Untuk mengawasi dan mengatur permasalahan rantai pasokan, NAI telah mengadopsi pendekatan “boots on the ground” untuk memastikan bahwa penangkapan, pendaratan, dan pengiriman produk-produk mereka dilakukan dengan cara yang paling efisien dan transparan.

Dengan akuntabilitas (pertanggungjawaban) seperti ini, NAI memastikan bahwa hasil tangkapan Indonesia yang dikirimkan ke pasar Amerika Utara adalah hasil yang ditangkap secara bertanggung jawab dan telah melalui penilaian yang ketat.

Mayoritas ikan di Indonesia dan Asia Tenggara bersumber dari Fishery Improvement Projects (FIP), yang, sekali lagi, menawarkan end-user dari rantai pasok (konsumen), suatu keuntungan langsung atas wawasan lingkungan dan kultural dari sumbernya kepada konsumen.

NAI telah merintis model usaha perikanan yang disponsori secara komersial dan senantiasa berusaha keras mengubah pembicaraan global tentang apa itu keberlangsungan dan bagaimana seharusnya tanggung jawab sosial.

Dimana paling dibutuhkan

Permasalahan rantai pasokan adalah, dan akan selalu, menjadi masalah bagi Industri, sehingga memerlukan perhatian khusus. NAI sangat memahami kekurangan dan hal-hal yang berpotensi menjadi kekurangan dalam sistem rantai pasokan, dan terus bekerja untuk memperbaiki, mengganti, dan mengembangkan setiap sektor dimana masalah timbul.

  Hal ini merupakan usaha yang bermanfaat.